top of page
Search
  • isekaikunyi01

5 Fakta Mengapa Brandon Stark Pantas Jadi Raja

Westeros udah menentukan rajanya. Brandon Stark mendadak dicalonkan jadi King of Westeros oleh Tyrion Lannister yang selanjutnya diketahui oleh banyak pemimpin Noble House di Westeros. Ketentuan ini mungkin dirasa logis oleh banyak ciri-ciri di Westeros. Tapi, banyak fans yang menanti delapan tahun buat memandang akhir serial kecintaan mereka ini terlihat tidak suka demikian saja.


Fans lebih menentukan Jon Snow atau Sansa Stark yang duduk di Iron Throne. Datangnya Bran dipandang demikian mendadak buat dilantik jadi raja. Meskipun sebenarnya, Game of Thrones udah mengakibatkan sinyal tanda jika Bran punya potensi jadi raja kelanjutannnya. Tidak yakin?


Baca lima fakta dibawah ini agar kalian mengetahui jika jadikan Bran pemimpin Westeros sebetulnya bukan ketentuan yang salah!


1. Bran Yakni Putra Paling tua Stark



Seusai demikian panjang perjalanan yang dilewati Bran, kenyataan jika dianya sendiri yakni anak lelaki paling tua Ned Stark tidak dapat berganti. Biarpun telah jadi Three-Eyed Raven, ia masih Brandon Stark, keturunan The First Man, beberapa orang yang kali pertama menginjakkan kaki serta bangun Westeros.


Dengan darah The First Man dari House Stark, pasti klaim Brandon pun tidak kalah ketimbang Daenerys dari House Targaryen atau Jon Snow yang punyai darah Stark serta Targaryen. Biarpun kelanjutannnya Bran tidak butuh mengaku dianya sendiri menjadi raja (namun dipilih dalam voting), tetap ia miliki darah banyak pemimpin yang diperlukan Westeros.


2. Bran Tetap Belajar dari Waktu Lalu


Bran akui pada Tyrion jika ia tambah banyak hidup pada waktu dulu, menerawang perihal yang penting buat sekarang ini. Itu udah jadi pekerjaannya jadi Three-Eyed Raven. Dengan demikian, ia dapat pelajari bermacam kekeliruan yang sempat dijalankan leluhurnya pada waktu dulu agar tidak terulang lagi. Bran yang telah tidak miliki emosi apa-pun, dari mulai kemarahan, rasa sedih, sampai simpati, dapat menetapkan yang masuk akal.


Dalam satu interview dengan New York Times, pemeran Bran, Isaac Hempstead Wright, mengutarakan jika Bran mungkin tidak bisa saja pemimpin yang baik. Ia tidak miliki arah sekali-kali, bahkan juga emosi. Ia pun mengimbuhkan, Bran jadi Three-Eyed Raven tidak duduk buat merekomendasikan maupun akan memutuskan suatu hal. Ia hanya pasang mata serta telinga pada waktu dulu serta melepaskan semua berjalan sampai saatnya datang.


Sebab itu, dalam “The Iron Throne”, kalian memandang Bran hadir ke pertemuan kecil bersama dengan banyak orang kepercayaannya serta cuma bertanya pemecahan. Ia juga pergi serta menyerahkan segalanya pada Tyrion serta yang lain. Ia sekali-kali tidak memberikan anjuran maupun perintah. Bran cuma duduk serta pastikan seluruhnya berjalan sama seperti harusnya.


3. Bran Jadi Pilihan Paling Netral



Seusai semua yang berlangsung di Westeros, rasa-rasanya penat bila mesti melanjutkan perang serta meninggikan ego House semasing. Sebab itu, menentukan Brandon Strak, orang yang tidak dapat miliki anak, orang yang tidak mendambakan apa-pun, yakni pilihan yang paling netral kala itu.


Bran awalnya bertindak buat memberi tahu Westeros jika intimidasi paling besar yakni The Night King yang dapat hadir kapanpun bersama dengan pasukan wights serta banyak White Walkers. Dia paham siapa yang wajib diberi perhatian agar dapat menundukkan The Night King. Dari mulai memberikan Arya pisau kecilnya sampai memaparkan pada Sam masalah jati diri asli Jon Snow, semua ia kerjakan untuk satu arah: selamatkan Westeros.


Sebab itu, sewaktu Tyrion ajukan nama Bran, hampir tidak ada yang protes. Terkecuali, Sansa yang ingin The North terus jadi kerajaan sendiri seperti yang lalu. Sebab Bran secara prinsip tidak perduli, ia menyepakati tanpa ada butuh memaksakan dengan peperangan. Jadi, bila memang ingin membuat perubahan Westeros jauh dari pemimpin tirani, jadikan Bran raja yakni pilihan terunggul.


4. Bran Tidak Dapat Miliki Keturunan


Soal ini diutarakan oleh Sansa kala Bran diseleksi oleh Tyrion. Tapi, untuk Tyrion, malah hal semacam itu bertambah bagus sebab dapat juga sekaligus menghapuskan mode pemerintahan yang oligarki. Jadi, pemimpin sesudah itu Westeros diseleksi dari kekuatan pimpin, bukan dikarenakan keturunan raja awalnya.


Menentukan Bran jadi raja tidak hanya bawa Westeros bangun dari kejatuhan gara-gara perang berkelanjutan. Westeros jadi miliki hari depan yang lebih baik dengan mode pemerintahan semidemokrasi.


5. Bran Tidak Mau Berkuasa



Jadi Three-Eyed Raven, pasti kalian tahu jika Bran tidak mau jadi apa-pun. Ia tambah banyak hidup di waktu dulu, menerawang perihal yang terjadi, lalu memandang resiko signifikannya pada sekarang ini serta hari depan. Karena kebolehannya, Bran jadi tidak miliki impian buat apa-pun, terhitung jadi Lord of Winterfell. Soal ini diutarakan Bran pada Tyrion Lannister waktu malam sebelum Battle of Winterfell (di episode “A Knight of the Seven Kingdoms”).


Sebetulnya, Bran serta Jon Snow serupa: tidak mendambakan kekuasaan, terutama jadi pemimpin Westeros. Jon Snow tidak mendambakan Iron Throne sebab karena ia menyukai Daenerys serta mau Dany naik takhta. Dan, Bran sekali-kali tidak mendambakan apa-pun.


Dalam “The Last of the Starks”, Varys serta Tyrion membahas orang yang tidak mendambakan kekuasaan yakni yang terunggul buat pimpin Westeros. Kala itu, Varys berpikir orang itu yakni Jon Snow, dan Tyrion sebetulnya mengacu ke Bran.

Selanjutnya, King’s Landing hancur serta ada dalam kekosongan kekuasaan. Bran terus tidak perlihatkan impian apa-pun. Tyrion malah bertambah meyakini jika Bran serta kisahnya yang gemilang dapat bawa Westeros mengarah yang lebih baik.


Selama penayangan Game of Thrones, Brandon Stark mungkin bukan nama yang sampai kini bergelut mempertandingkan Iron Throne. Ia pun bukan yang terunggul dalam perang maupun yang terbanyak berkorban untuk Westeros. Tapi, ia bertindak sama seperti selayaknya, jalankan gunanya apa yang ada jadi kenangan dunia.

Mungkin Bran udah melepaskan sebagian orang mati berkorban. Tapi, itu pekerjaannya jadi Three-Eyed Raven serta ia udah melakoninya secara baik.


Apa kalian masih memandang Bran bukan pilihan yang pas menjadi King of Westeros? Coba beritahukan arahan kalian di kotak kometar, ya!

130 views0 comments
bottom of page